Wednesday, June 3, 2009

Kopi dan Warung Kopi


The New Image of The Famous Brand


Kopi dan orang Aceh adalah dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Hampir semua orang Aceh menyenangi kopi.Tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Gak heran kalau kedai/warung kopi di Aceh tumbuhnya bak jamur di musim hujan, kalau berkesempatan ke Aceh, coba perhatikan komposisi dari bangunan rukonya. Di tiap blok ruko (berkisar 5-8 ruko) paling tidak terselip 1 warung kopi, nah untuk kawasan ngopi yang terkenal seperti Ulee Kareeng bahkan lebih heboh lagi, bisa 2 ruko banding 1 warung kopi. Apa sih yang istimewa tentang warung kopi dan kopi Aceh sendiri? Kalo soal kopinya gak usah ditanya lah ya…walaupun gak pernah minum minimal pernah dengar kan kelezatan kopi Aceh.


Susasana Solong Ulee Kareeng, it's always this crowded


Suasana warung kopi di Aceh gak sama seperti gerai kopi waralaba yang ada di kota-kota besar, tidak ada sofa yang cozy ataupun pendingin ruangan. Meja berjejer dengan kursi-kursi, dan sirkulasi udaranya ya tergantung cuaca, kalau hujan ya lumayan sejuk, tapi kalau panas..ya gerah juga. Walaupun suasana warung kopinya begitu jangan bayangkan pengunjungnya pas-pasan…baik pagi, siang, sore, ataupun malam, selalu saja ada pengunjung, apalagi di warung kopi yang terkenal seperti Solong. Pengunjungnya selalu ramai, bahkan di waktu tertentu kesempatan mendapatkan tempat untuk duduk bisa deh disamakan dengan kesempatan lulus ujian masuk kuliah (he..he..he…ini sih hiperbolik ya), rame terus baik bagian depan sampai belakangnya. Kalau musim liga bola apalagi, soalnya warung kopi sendiri kadang-kadang dipake buat ajang nonton bola bareng.

Kenapa sih selalu rame…susah deh untuk bilang pastinya, bisa jadi memang karena peracik kopinya (gak boleh aku sebut barista ya karena gak pake espresso machine, cara pembuatan kopi di warung kopi sendiri unik sekali, kopi diseduh lalu disaring berulang-ulang memakai saringan kain yang kata beberapa orang mirip dengan kaus kaki) hebat menghasilkan kopi yang muantab surantab, yang jelas orang Aceh adalah orang yang memang hobinya ngobrol, wah kalau duduk di kedai kopi macam-macam deh topik obrolannya, bisa yang ringan seperti cuaca, olahraga, cerita keluarga, headline surat kabar, razia lalu lintas (nah kalau pas begini seru nih, yang kena tilang pasti deh ngomel-ngomel berat dan teman-temannya pasti mengolok-olok sekaligus bersyukur karena gak ikutan kena tilang) atau yang berat-berat seperti ekonomi, bisnis sampai politik (politik dan bola ada di peringkat 1 deh pokoknya). Kalau lumayan sering duduk di warung kopi bisa memperluas jaringan perkenalan lho, soalnya pengunjung warung kopi sendiri benar-benar beragam. Nah buat para politisi yang ingin jadi caleg tahun 2014 boleh nih memanfaatkan warung kopi sebagai tempat kampanye..he..he.he
roti selai, sanger dan kopi kental...3 best sellers


Kalau masalah menunya, ada yang namanya kopi hitam, kopi kental, kopi susu, teh manis, teh susu, dan sanger (ini campuran antara kopi dan krimer). Favoritku adalah sanger dan kopi kental. Kopi kentalnya enak banget deh, bagi yang kurang suka manis seperti aku jangan lupa minta dikurangi gulanya, soalnya orang Aceh doyannya manis (buat aku malah terlalu manis). Pendamping minum kopinya sendiri beragam banget, ada timphan (kue khas aceh terbuat dari pisang/labu, tepung ketan, dan berisi sarikaya), talam ubi, pulot panggang, dan yang paling khas adalah roti selai (selainya adalah sarikaya yang lebih ringan dibanding isi timphan).

So guys, and girls…kalau ke Aceh jangan lupa ya mampir ke warung kopi, saranku ke kedai Jasa Ayah di Ulee Kareeng yang lebih terkenal dengan sebutan Solong (aku sendiri gak tau deh kenapa disebut solong), ini warung kopi yang legendaris dan ada sejak tahun 1974, saking terkenalnya sampai sekarang mereka buka cabang di daerah Lampeuneurut dan udah bikin merchandise kaus oblong pula.. hebat..hebat…keep up the good work ya Solong…