Sunday, September 27, 2009

As they Grow....



My little Fellow then, my little Man now

Selama kepulangan asisten rumah tanggaku pas masa mudik kemarin pastinya aku dan suamiku harus turun tangan sendiri mengurus rumah dan anak-anak. Mengurus rumah sih gak terlalu berat karena toh rumahku juga gak besar-besar amat dan ada kak Ima dan bang Razi juga yang ikut repot ngebantuin. Nah Kalau urusan mengurus anak-anak kan memang harus dipegang sendiri. And I'm a bit surprised by how much they have grown.

Bukannya aku gak ngurusin anak-anak pada saat mbaknya ada hanya biasanya kalau ada mbaknya aku tinggal ngajak main ,nganter jemput sekolah, makan bareng, menggambar, menyanyi dan nonton kartun bareng. Pokoknya doing the fun parts sedangkan urusan mandi ganti baju dan urusan remeh-temeh gak butuh interaksi penuh dan less fun biasanya langsung aku delegasikan ke mbaknya.



Baby Kassandra and Girlie Kassandra

Beberapa hari yang lalu aku dan keluarga jalan-jalan ke salah satu Mall dan my little Kassandra sedikit mengantuk, di Mall tersebut biasanya meminjamkan baby's pram untuk anak-anak dan aku langsung kepikiran buat meminjam pada saat aku menghampiri counter, mbak CS nya bilang "Kita harus lihat baby-nya dulu bu" dan aku dengan Pede menunjukkan Kassandra yang sedang digendong ayahnya dan mbaknya langsung bilang Bu, maaf..sepertinya gak bisa, anaknya udah terlalu besar...aku dan suami langsung saling memandang dan dalam hatiku terbersit "Kan Kassandra masih bayi". Pikiran yang belakangan aku sadari jelas-jelas salah Kassandra sekarang 4 tahun dan kecuali kebiasaan malas bicaranya dia jelas-jelas bukan lagi bayi. Dia sudah bersekolah di Taman Kanak-Kanak sudah bisa makan sendiri dengan lumayan rapi sudah lihai menyusun puzzle yang lumayan rumit dan sangat ekspresif dengan perasaannya. Bukankah baru kemarin rasanya dia tumbuh gigi pertama.

Perhatianku lalu beralih pada Syahan, pada saat aku membantu dia mencuci tangan sehabis makan, aku memperhatikan kalau tangannya tidak lagi semungil dulu, jari-jarinya sudah panjang dan gak ada lagi sisa-sisa baby's fat yang rasanya masih ada kemarin di jari-jarinya. Aku melihat ke cermin dan menyadari tingginya sudah sedadaku dan dia bukan lagi anak kecil yang masih bergantung pada bundanya dia sudah sangat mandiri tidak perlu disuapi tidak perlu dibantu memakai kaus kaki dan tidur pun sudah di kamar sendiri. Dia sudah mulai berpuasa (hal yang tadinya agak enggan aku kenalkan tapi diyakinkan oleh bang Razi), gigi dewasanya sudah mulai tumbuh. Anakku Syahan sudah tumbuh menjadi lelaki kecil yang mandiri dan insya Allah cerdas. Bahkan Syahan sudah bisa dengan tegas menyatakan sikap like or dislike. "Aku suka museum" atau "Aku gak suka bunda pergi lama-lama", "Ayah aku senang ayah pulang cepat", atau "Aku sayang Kassandra, dia imut"(he..he..he..senang kan liat kakak sayang adek). He's quite critical for a man his age.

Kemana sih tahun-tahun itu berlalu? betapa cepat rasanya mereka besar, Syahan dan Kassandra...rasanya baru kemarin mereka lahir dan membuat aku terjaga tengah malam, rasanya baru kemarin mereka memakai popok. Tersirat rasa senang karena anak-anakku sudah tumbuh dengan sehat (Alhamdulillah ya Allah) tapi juga tersirat rasa takut karena mereka sudah makin mandiri dan punya dunia kecil mereka untuk dinikmati. Berapa lama lagi ya aku masih bisa mencium Syahan dengan bebas tanpa dia merasa canggung, berapa lama lagi Kassandra merengek minta ikut kalau aku mau keluar rumah.

Aku juga menyadari kalau tugasku untuk memperkenalkan disiplin kepada mereka sudah dimulai sejak sekarang karena mereka bukan lagi bayi kecil yang bebas merdeka tapi mereka sedang tumbuh menjadi calon orang dewasa yang memiliki dunia penuh aturan. Selagi aku menulis di blog ini aku sedang menyusun House Rules buat my cheeky princess and my young Man. Walaupun jauh didalam hati aku tahu kalau Syahan dan Kassandra akan bisa menjadi disiplin dengan sejalannya waktu tetap saja didalam hatiku bertanya Is it the right time to do this and can I do it? ...Doakan saja ya para bloggers. Dan buat Syahan dan Kassandra I love you both so much and I hope that you love me too

Sunday, August 16, 2009

OUd Batavia Part 1 Museum Fatahillah


meriam jagur yang unik dan katanya magis

Tahu gak kalau J.P.Coen itu tingginya 3 meter?, trus pernah gak bertanya kalau istilah "duit" yang berarti uang itu asalnya dari mana? itu pengetahuan baru yang aku dan keluargaku dapatkan dari perjalanan kali ini. And I'm gonna share it with you.

Awalnya long weekend kali ini kami tidak akan kemana-mana, ada sih kepikiran buat jalan ke luar kota seperti Bandung atau Puncak, tapi begitu membayangkan macetnya, jadi keder juga. Tapi setelah dipikir lagi rasanya sayang deh kalau long weekend yang agak-agak langka cuma dihabiskan dirumah dan sekitar BSD, akhirnya kepikiran juga untuk mengunjungi oud Batavia atau kawasan kota tua Jakarta.

Memang ya, google is really my soul mate for this kind of thing, karena walaupun sudah tinggal selama 7 tahun di Jakarta dan sekitarnya aku sama sekali belum pernah menapakkan kaki di daerah kota tua (yang tersebar mulai dari stasiun kota sampai daerah pelabuhan sunda kepala). Pas googling ternyata banyak tempat yang ditawarkan untuk dikunjungi. Pilih punya pilih akhirnya ada beberapa tempat yang kami pilih yaitu museum Fatahillah, kampung Bahari, Pecinan Glodok, Jembatan Intan, dan museum wayang. Tujuan pertama adalah museum Fatahillah yang dulunya adalah staad Huis atau Balai kota Batavia.

Pertama kali sampai di pelataran museum ternyata lumayan ramai lho pengunjungnya, dan setelah membayar tiket masuk yang menurut aku kelewat murah (Rp.2000 untuk dewasa dan Rp.600 (???) buat anak-anak)kami memutuskan untuk memakai guide yang memang disediakan oleh pihak museum, biar lebih afdhal. Pilihan yang berakhir sangat baik. Selama kurang lebih 2 jam berkeliling, pengetahuan kami tentang isi museum dan sejarah Jakarta agak nambah. Kalau sempat gak pake guide yang ada mungkin kami akan bingung melihat koleksi museum ini.

Nah pengetahuan yang kami dapat lumayan unik dan bikin aku bersyukur banget hidup di zaman merdeka..ck ck ck, walaupun memang katanya masa Belanda lebih gak kejam dibandingkan Jepang, tetap aja merana banget nasib nenek moyang kita dulu. Bukan cuma kekejaman Daendels yang maksa bikin jalan Anyer-Panarukan dan rel kereta Jakarta-Surabaya, yang lain lebih banyak.

Pas ngelihat penjara misalnya, penjara laki-laki berbentuk kubah dan kalau ngebayangin kakek-kakek kita zaman dulu, jelas kayaknya mereka gak akan bisa berdiri bebas. dan aliran udaranya cuma ada 1 yaitu dari jendela yang ukurannya gak nyampe 2 meter. Dan di dalam ruangan penjara itu biasanya memuat 100 orang, bahkan pada saat pembantaian kaum tionghoa tahun 1793 penjara itu dipaksa untuk memuat 150 orang. Ngerinya lagi semua kegiatan dilakukan disana, dari BAK, BAB, huh...beneran deh harus bersyukur jadi orang merdeka. Penjara wanitanya kalau menurut Syahan lebih kejam..ha..ha..ha, agak tergenang air dan gelap karena berada di ruangan bawah tanah. Cut Nyak Dhien sempat dipenjara disana sebelum akhirnya dipindahkan ke Sumedang. Air minum buat tahanan, ya..sama deh dengan air minum buat kuda. Ada juga bunker tempat menghukum orang, katanya zaman dulu orang yang dihukum (kalau gak dihukum mati), bakalan diikat tangan dan kakinya, trus dimasukkan ke bunker yang berisi air sedada...dan kedalam air dimasukkan lintah..ueghhh.


pintu menuju balkon pengumuman eksekusi

Koleksi museumnya lumayan banyak walaupun sayangnya kurang terawat, dibagian luar ada patung dan meriam Jagur yang benar-benar unuk dan dipercaya berdaya magis, bahkan menurut guide-nya dipercaya menyuburkan kandungan wanita (masa sih?..)ada lukisan-lukisan, ukiran yang luar biasa rapi dan terbuat dari jati besi, perabotan, prasasti, beliung, guci, dst. Nah dari cerita guide-nya kami tahu kalau di abad 19 ada pasangan hartawan belanda baik budi yang doyan membagi kupon sembako namanya keluarga De Witt, konon dari namanya inilah orang batavia menyebut uang dengan sebutan duit. juga tahu kalau Balai Kota ini juga dipakai sebagai ruang pengadilan, tempat eksekusi mati juga. Nah, zaman dulu kalau hakim udah memutuskan buat menghukum seseorang, dia tinggal teriak aja dari balkon atas, lonceng dibunyikan untuk mengumpulkan masa dan para eksekutor dan algojo melaksanakan perintahnya di panggung bawah, ini jadi tontonan dan hiburan lho, bayakngkan aja dalam sehari bisa sampai ada 8 orang yang dihukum mati. Dan tahanan yang mau dihukum gak pernah tahu mereka bakal diapakan, karena mereka sama sekali gak pernah mengikuti sidang, so unfair. Mana cara memenggal kepalanya bukan cuma sekali, tapi berkali-kali biar seru (pshycotic banget kan).

Keluar dari museum rencananya mau mengunjungi museum wayang dan keramik yang ada di bangunan lain di kanan dan kiri museum Fatahillah, tapi sepertinya anak-anak udah mulai bosan, dan gak pengen maksa juga karena takutnya malah anti kalau diajak ke museum lagi. Akhirnya kami bersantai di Cafe Batavia yang nyaman dan sejuk sambil bersyukur kalau kami dan keluarga hidup di zaman bebas merdeka buah hasil perjuangan orang-orang yang mengorbankan segalanya demi merdeka. Karena sudah lumayan sore (keluar dari museum sekitar jam 2, kami memutuskan menyudahi perjalanan kali ini sambil berjanji akan menelusuri bagian kota tua yang lainnya di kali mendatang.

Thursday, August 6, 2009

Kemiripan dalam Keluarga

Sudah dua bulan ini bang Razi (abangku yang kedua) tinggal dirumahku bersama anak dan istrinya. It's a privilege to have them in my home. Alasan pertama karena pada dasarnya aku memang senang bertemu dengan orang-orang yang dekat denganku, aku senang dengan suasana ramai bersama keluarga, dan alasan lainnya rumahku jadi gak pernah terasa sepi. Apalagi dengan seringnya suamiku lembur, maka aku bersyukur banget ada kak Ima dan keponakanku Suci yang menemani aku dirumah (karena bang Razi sendiri memang cuma pulang pada saat akhir minggu, sedangkan hari kerja dia di karantina di pusdiklatnya)

Banyak hal baru yang aku dapat dari tinggalnya mereka di rumah, tapi yang sangat unik adalah melihat anak-anakku beradaptasi memiliki saudara baru dirumah. Alhamdulillah mereka bisa beradaptasi dengan sangat baik, seperti biasanya Syahan memang agak protektif terhadap adiknya, dan begitu Suci masuk ke rumah, sikap protektif itu gak cuma ditujukan ke Sandra, tetapi juga pada Suci. Kalau Suci dan Sandra hubungannya seperti ombak, kadang baik dan akur banget, tapi kadang bisa ribut karena hal sepele..But it's normal right? they're just kids. Dan belakangan ini aku menyadari beberapa hal, yaitu kemiripan sifat anak-anak dengan kami orang tuanya (aku menganggap aku dan Rahmat adalah orang tua Suci, dan bang Razi dan kak Ima juga menganggap Syahan dan Sandra sebagai anak mereka), jadi sistem disiplin dan peraturan berlaku sama pada mereka bertiga.

Suci memiliki wajah yang sangat mirip dengan ayahnya (bang Razi), tapi jika dilihat kelakuannya...waduh..kok mirip banget ya sama aku waktu masih kecil. Seperti aku waktu kecil menganggap yang bapakku (alm) sebagai my whole world, begitu juga sikap Suci terhadap ayahnya. Suci thinks of her father as the center of her universe, gak ada yang lebih penting buat Suci selain pendapat ayahnya buat dia , kasih sayang ayahnya buat dia. Memang Suci juga sayang dan patuh pada bundanya, tapi kalau dengan ayahnya hmmm...it's just amazing. Padahal menurut cerita kak Ima, gak ada perlakuan yang berlebihan dari bang Razi buat Suci. Aku ingat sewaktu kecil gimana aku selalu sakit kalau bapak (alm) berangkat ke luar kota, dan baru bisa sembuh kalau bapak pulang, gimana aku selalu tidur didepan pintu menunggu bapak jika bapak pulang malam. The same things happen to Suci, pada saat Suci datang ke Jakarta menyusul bang Razi di Aceh dia demam tinggi, tapi begitu bertemu ayahnya panasnya langsung hilang...aneh memang, but it happens.

Kemiripan kedua aku temui pada anakku Syahan dan Sandra, Syahan selalu senang menggoda adiknya sampai terkadang membuat aku kesal, karena godaannya seolah gak akan berhenti sebelum Sandra merengek dan akhirnya menangis. Lalu bang Razi menyadarkan aku " Lihat deh Syahan dan Sandra, persis Inong sama bang Riza waktu kecil, bang Riza gak akan berhenti menggoda Inong kalau Inong belum nangis"..he..he..he.. kok bisa sih ya?

Kemiripan lain juga disadari adikku Ayu disaat dia melihat Sandra, pada saat kami di Aceh seperti biasa Sandra memiliki cara yang unik untuk melepas sepatu, dia akan menendang-nendang kakinya sampai sepatu itu lepas...Pada saat Ayu melihat dia langsung menjerit ngeri "Haaaa...kok persis aku kecil sih?", mama juga mengatakan hal yang sama disaat aku mengeluh kalau Sandra selalu kehilangan sebelah antingnya dan tidak pernah betah didandani, kata mama "Ya,persis Ayu waktu kecil tuh, antingnya gak pernah lengkap lebih dari 3 bulan, kalau rambutnya diikat, kuncirannya gak pernah utuh nyampe ke rumah". Just like Kassandra.

Coba deh perhatikan kelakuan anak teman-teman sekalian dirumah, pasti ada kemiripan yang lebih unik dibandingkan kemiripan fisik. Seperti kemiripan Suci dan ayahnya yang juga sama-sama selalu menggaruk badan sebangun dari tidur, atau kebiasaan Syahan dan Sandra juga ayahnya yang selalu menyelipkan jari-jari mereka kedalam pinggang piyama mereka disaat mereka tidur. Kemiripan yang aneh tetapi juga sekaligus mengingatkan kita kalau ternyata kita memang masih bersaudara...We are related .

Wednesday, June 17, 2009

Saying Goodbye to Yesterday....




Kenangan sama Leggo


Akhir tahun ajaran buat Syahan dan Kassandra… Tahun ini dua anak itu mengalami hal yang besar, buat Syahan dia harus meninggalkan taman kanak-kanak dan melangkah ke dunia sekolah sesungguhnya, Sekolah Dasar. Mulai sekarang Syahan harus mulai banyak belajar dan lebih sedikit bermain, tidak seperti masa TK yang banyak bermain sambil belajar. Sedangkan Kassandra sekarang melangkah ke Taman kanak-kanak setelah sebelumnya puas bermain di Playgroup. Mereka berdua juga harus meninggalkan teman-teman lamanya, ibu-ibu dan bapak-bapak Guru di Tadika Puri, rasanya hanya berterima kasih tidak cukup buat para guru di Tadika Puri, Syahan dan Kassandra banyak sekali memiliki kenangan manis disana….

Tapi ada yang berbeda dengan tahun ini, mengingat Syahan tidak bisa lagi dikatakan sebagai balita dan Kassandra pun sebentar lagi juga sudah melewati fase Balita, selain mengucapkan selamat tinggal pada sekolah dan teman-teman di sekolah mereka, mereka pun harus mengucapkan selamat tinggal pada mainan, buku, baju dan pernik-pernik yang menurut aku sudah tidak sesuai lagi dengan usianya (jelas lah bundanya yang bikin assessment, karena kalau mereka pasti tidak akan membiarkan their yesterday belongings getting out of their sanctuary). Jadi sudah beberapa hari ini aku rajin menyortir barang-barang mereka yang sudah tidak terpakai/tidak pantas lagi mereka miliki. Hal yang paling banyak aku singkirkan adalah mainan, dan betapa kagetnya aku karena jumlahnya banyak sekali… Yang kedua adalah baju, dan nomor urut terakhir adalah buku .


sebagian yang di singkirkan


Beberapa mainan masih ada yang aku sisakan, rata-rata yang tersisa adalah mainan yang memiliki nilai historis tinggi dan favorit Syahan dan Kassandra sepanjang waktu. Aku Cuma bilang “Mas Syahan, kita kan perlu tempat buat buku-buku mas Syahan, dan lebih baik dikasih orang yang gak punya mainan kan?”. Syahan dengan patuhnya mengangguk dan tersenyum…You have a good heart Syahan, I’m so proud of you. Karena sebenarnya aku tahu berat buat Syahan melepaskan mainannya, karena tiap mainan yang dia miliki merupakan kenangan akan masa balitanya yang boleh aku katakan sangat berwarna. Kalau Kassandra sih cuek aja lihat mainan disingkirkan, yang penting buat dia adalah boneka Dora, Boots, Barney, BJ dan Baby Bop masih ada…

Kesulitan melepaskan sesuatu memang agak absurd ya...contohnya saja aku, sampai sekarang ada beberapa barang yang sebenarnya aku gak perlu lagi tapi masih aku simpan-simpan entah untuk apa, ada beberapa kenangan yang selalu aku ingat-ingat, juga entah apa baiknya buat aku..he..he..he, harusnya aku memang belajar dari Syahan nih yang ikhlas melepaskan mainannya….So as one of my good friend once said “Let’s say goodbye to the good old days, and say welcome to the great tomorrow”

Friday, June 12, 2009

Arti Saudara......


Ayyu dan Khalif, Rally, dan Riza


Rosaliya "Ayyu" bersama keluarga ,Razi dan keluarga dan aku sama anak-anak



Saudara…satu kata dengan sejuta arti… Pernah gak sih mencoba untuk duduk sejenak, merenung tentang arti saudara? Well, recently..I have. Mungkin karena beberapa waktu belakangan ini aku menjadi sedikit sentimentil, atau memang karena momentnya lagi pas. Sepulangnya aku dari Aceh, aku jadi sering merindukan masa-masa aku masih menjadi seorang anak, seorang saudari yang memiliki 4 saudara. It was very beautiful.

Aku ingat dulunya aku lebih banyak menjalankan peran solitaire dalam keluarga. Aku tidak terlalu dekat dengan saudara-saudaraku, satu-satunya orang yang aku dengar dan sayangi dalam keluarga hanyalah Bapak (alm). Bisa dikatakan aku dulunya bukanlah saudari yang baik, bahkan bukan putri yang baik buat ibuku. I felt that I don’t need them, as long as I have my father and my father’s love, I just don’t need them. Tapi seperti semua cerita pasti ada titik balik. Dan titik balik itu tiba saat Bapak meninggal. Pertama-tama aku merasa marah sekali, kenapa Tuhan mengambil satu-satunya orang yang menyayangi aku. Tetapi sejalannya waktu aku tahu kalau mereka (mama, abang-abang dan adik-adikku sangat menyayangi aku lebih dari yang aku tahu.

Aku ingat abang-abangku tidak pernah marah kepadaku, walaupun aku sering menyusahkan mereka. Pernah sekali waktu aku pulang terlambat 30 menit pulang dari sekolah, Bapak (alm) sangat marah sekali pada abang-abangku, mereka dianggap tidak memperhatikan adiknya. Abangku yang kedua harus selalu mengalah padaku, entah itu tentang jatah memakai mobil, jumlah uang saku, harga barang yang boleh aku beli. Abang-abang dan adikku harus selalu memastikan ada yang mengantar dan menjemput aku sekolah, kuliah dan sampai aku bekerja karena keenggananku memakai angkutan umum. Mereka selalu memastikan aku bersama orang yang baik, mereka harus menyediakan waktu kapanpun aku perlu. I was so selfish at that time, dan entah kenapa aku sama sekali gak merasa bersalah dan dihadapanku pun mereka tidak pernah mengeluh (entah dibelakangku karena mereka gak berani mengeluh sama bapak, jadinya paling mereka bisa mengeluh sama mama). Dengan adikku perempuan satu-satunya juga aku tidak terlalu dekat, sometimes we talk about girl’s stuff, jalan bareng, berbagi baju dan parfum..but that’s it, I don’t know her really well.

Setelah aku menikah semuanya jadi berbeda. Aku merasa sayang sekali dengan mereka, rasanya aku ingin memeluk dan meminta maaf sama mereka, maaf karena menjadi saudari yang manja dan egois. Maaf karena jarang mau mengerti mereka, dan maaf karena terlambat menyadari anugerah indah yang Tuhan berikan padaku. 4 anugerah indah bernama Riza, Razi, Rosaliya, Rally…

Saudaraku…mereka akan selalu perduli akan keadaanku. Mereka tidak akan menjauh walaupun aku membuat mereka hampir gila karena kesal atau marah. Mereka akan menyimpan aku dalam hati mereka, mendoakan yang terbaik untukku di tiap doanya, dan menyimpan pelukan buatku disaat aku ingin menangis. Nah..buat kalian berempat (Riza, Razi, Rosaliya, dan Rally), I wanted to thank you for still considering me as your sister, I know I drove you mad, but I really do love you…kalian tak akan terganti dan boleh aku mengatakan kalian saudara sekandung terhebat di dunia. Dan aku akan belajar menjadi saudari yang baik buat kalian semua., belum terlambat kan???

Wednesday, June 3, 2009

Kopi dan Warung Kopi


The New Image of The Famous Brand


Kopi dan orang Aceh adalah dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Hampir semua orang Aceh menyenangi kopi.Tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Gak heran kalau kedai/warung kopi di Aceh tumbuhnya bak jamur di musim hujan, kalau berkesempatan ke Aceh, coba perhatikan komposisi dari bangunan rukonya. Di tiap blok ruko (berkisar 5-8 ruko) paling tidak terselip 1 warung kopi, nah untuk kawasan ngopi yang terkenal seperti Ulee Kareeng bahkan lebih heboh lagi, bisa 2 ruko banding 1 warung kopi. Apa sih yang istimewa tentang warung kopi dan kopi Aceh sendiri? Kalo soal kopinya gak usah ditanya lah ya…walaupun gak pernah minum minimal pernah dengar kan kelezatan kopi Aceh.


Susasana Solong Ulee Kareeng, it's always this crowded


Suasana warung kopi di Aceh gak sama seperti gerai kopi waralaba yang ada di kota-kota besar, tidak ada sofa yang cozy ataupun pendingin ruangan. Meja berjejer dengan kursi-kursi, dan sirkulasi udaranya ya tergantung cuaca, kalau hujan ya lumayan sejuk, tapi kalau panas..ya gerah juga. Walaupun suasana warung kopinya begitu jangan bayangkan pengunjungnya pas-pasan…baik pagi, siang, sore, ataupun malam, selalu saja ada pengunjung, apalagi di warung kopi yang terkenal seperti Solong. Pengunjungnya selalu ramai, bahkan di waktu tertentu kesempatan mendapatkan tempat untuk duduk bisa deh disamakan dengan kesempatan lulus ujian masuk kuliah (he..he..he…ini sih hiperbolik ya), rame terus baik bagian depan sampai belakangnya. Kalau musim liga bola apalagi, soalnya warung kopi sendiri kadang-kadang dipake buat ajang nonton bola bareng.

Kenapa sih selalu rame…susah deh untuk bilang pastinya, bisa jadi memang karena peracik kopinya (gak boleh aku sebut barista ya karena gak pake espresso machine, cara pembuatan kopi di warung kopi sendiri unik sekali, kopi diseduh lalu disaring berulang-ulang memakai saringan kain yang kata beberapa orang mirip dengan kaus kaki) hebat menghasilkan kopi yang muantab surantab, yang jelas orang Aceh adalah orang yang memang hobinya ngobrol, wah kalau duduk di kedai kopi macam-macam deh topik obrolannya, bisa yang ringan seperti cuaca, olahraga, cerita keluarga, headline surat kabar, razia lalu lintas (nah kalau pas begini seru nih, yang kena tilang pasti deh ngomel-ngomel berat dan teman-temannya pasti mengolok-olok sekaligus bersyukur karena gak ikutan kena tilang) atau yang berat-berat seperti ekonomi, bisnis sampai politik (politik dan bola ada di peringkat 1 deh pokoknya). Kalau lumayan sering duduk di warung kopi bisa memperluas jaringan perkenalan lho, soalnya pengunjung warung kopi sendiri benar-benar beragam. Nah buat para politisi yang ingin jadi caleg tahun 2014 boleh nih memanfaatkan warung kopi sebagai tempat kampanye..he..he.he
roti selai, sanger dan kopi kental...3 best sellers


Kalau masalah menunya, ada yang namanya kopi hitam, kopi kental, kopi susu, teh manis, teh susu, dan sanger (ini campuran antara kopi dan krimer). Favoritku adalah sanger dan kopi kental. Kopi kentalnya enak banget deh, bagi yang kurang suka manis seperti aku jangan lupa minta dikurangi gulanya, soalnya orang Aceh doyannya manis (buat aku malah terlalu manis). Pendamping minum kopinya sendiri beragam banget, ada timphan (kue khas aceh terbuat dari pisang/labu, tepung ketan, dan berisi sarikaya), talam ubi, pulot panggang, dan yang paling khas adalah roti selai (selainya adalah sarikaya yang lebih ringan dibanding isi timphan).

So guys, and girls…kalau ke Aceh jangan lupa ya mampir ke warung kopi, saranku ke kedai Jasa Ayah di Ulee Kareeng yang lebih terkenal dengan sebutan Solong (aku sendiri gak tau deh kenapa disebut solong), ini warung kopi yang legendaris dan ada sejak tahun 1974, saking terkenalnya sampai sekarang mereka buka cabang di daerah Lampeuneurut dan udah bikin merchandise kaus oblong pula.. hebat..hebat…keep up the good work ya Solong…

Thursday, April 9, 2009

Sekilas Tentang PEMILU

Seru juga ikut Pemilu kali ini. Yang pertama karena banyak banget partai yang boleh dipilih, kedua karena ternyata banyak banget yang antusias, dan yang ketiga dan yang paling mengharukan adalah masih banyak warga negara kita yang mau repot jadi panitia di TPS. Bagi yang ikut PEMILU dan yang yang menjadi panitia PEMILU.... Congratulations..

Selama mengantri di TPS banyak sekali komentar-komentar yang seru buat di dengar. Ada seorang ibu yang sengaja berpuasa dan shalat tahajud memohon kepada Allah,SWT supaya pemilu kali ini lancar dan gak pake rusuh (two thumbs up for this lady), ada yang mengantri bersama anaknya, ada yang masih bingung mau milih yang mana. Dan di TPS ku yang antusias mengantri awal malah bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh...Hebat ya. Seperti ibu mertuaku yang dengan sukses menjadi peserta pencontreng No....1!!!, beliau mulai mengantri dari jam 6.30 pagi, so dedicated to the Election. Malah yang muda-muda datang belakangan (aku dan suamiku masing-masing dapat No.189-190)...Sedikit malu juga sih, tapi gak apa-apa deh, yang penting Nyontreng.

Sepanjang jalan yang aku lalui bersama suami memang jauh lebih sepi dari biasanya, sepertinya memang banyak yang antusias dengan pelaksanaan Pemilu kali ini. Hebat ya...Benar-benar merayakan yang namanya Pesta Demokrasi. Aku gak akan berkomentar tentang kualitas dari Pemilu kali ini, bukan porsinya aku deh... tapi yang aku rasakan setelah mencelupkan jari ke dalam tinta pemilu adalah sebersit rasa bangga, karena hari ini aku telah melaksanakan kewajibanku sebagai warga negara..he..he..he Narsis??? mungkin juga. But that's just the way I feel.

Sekarang tinggal deg-degan aja nih nunggu hasil Pemilu yang syah dan menunggu siapa sih capres-cawapres yang diusung oleh partai 10 besar. Aku insya Allah ikut pilpres juga, karena seru juga lho ikut Pemilu. Bagi yang gak nyontreng hari ini, ayo buruan daftar buat ikut pilpres (terutama yang namanya gak ada di DPT), and may the best man win the election.

Thursday, March 26, 2009

An impulsive one day Vacation


Rumah Sosis yang TOP BGT

Rabu Malam
Suamiku : "Bunda, gimana kalau besok kita ke Bandung. Kita berangkat pagi jam 4. Kan kalau jam segitu belum macet. Kita pulang sore, aku kan jum'at masih harus kerja. Aku siapin semuanya ya"
Aku : mengerutkan kening..heran..takjub. This is so not like him. Rencana mendadak? Bukannya dia orang yang selalu well prepared?, berangkat jam 4 pagi? Sejak kapan dia jadi "morning person". Nyiapin barang anak-anak? is it really happening?

Terlalu banyak keanehan didalam rencana impulsif ini, tapi masa sih rencana baik disia-siakan. Apalagi jujur aja selama aku menikah aku belum pernah jalan-jalan ke Bandung. Akhirnya aku oke aja, dan memang dia semangat banget nyiapin semuanya.


Sari Ater yang Not too bad

Kamis pagi sesuai rencana kita berangkat setelah subuh, anak-anak ngelanjutin tidurnya di mobil dan aku sama sekali gak nyesal deh setuju buat pergi. Kita main ke pemandian air panas di Sari Ater. Syahan, Sandra dan ayahnya sempat berenang di kolam alami tetapi sesaat kemudian kita memutuskan buat pindah ke kolam renang, karena kolam alaminya agak kotor. Aku sih lagi males berbasah-basah, jadi milih dipijat aja lah...Hmmm, segar juga ya. Selesai berhangat-hangat dan mandi, kita pindah lokasi ke Rumah Sosis.

Trully recomended... itulah kesan aku tentang rumah sosis (cuma sayang banget dia gak menyediakan tiket terusan, jadi tiap mau main sesuatu kita harus beli tiket yang beda-beda, ada yang menurutku agak mahal, seperti rumah pohon). Disini seperti one stop vacation. Sosisnya emang enak banget deh, saus cocolannya juga segar bikin gak eneg. Kalau mau berenang ada kolam yang bagus, selain itu ada ATV ride, Flying fox, rumah pohon, memancing, bike riding,horse riding, dan yang paling aneh Dr.Fish Spa.

Jadi Dr. Fish spa ini adalah kolam rendam air hangat yang dipenuhi ikan-ikan kecil (lupa deh namanya apa) dan kalau kita merendam tangan atau kaki kita disitu (you can also fully submerge into the pool if you like to. Dan ikan-ikan itu akan mengerubungi kita dan mengelupas kulit mati dibagian yang kita rendam itu. Kasarnya ya kulit mati kita dimakan sama ikan kecil itu. Aku langsung mundur aja deh, it just remind me of piranhas...although my husband said that he really wanted to try it. I definitely said NO.

Relax Mom, safety is my middle name..he..he

Jadi disana kita sempat main ATV, Syahan nyoba flying fox, naik kuda, dan rumah pohon. Makan siangnya juga sekalian disana. Food Courtnya lumayan juga kok. Gak terasa waktu udah jam 4 sore aja. Tadinya pengen beneran main ke pusat kota Bandung seperti daerah Dago, Jl.Braga dan paris van Java, aku malah ngotot pengen ke Gedung Sate dan lihat lapangan Gasibu, tetapi begitu masuk mobil anak-anak udah pada teler. Mereka capek sekali tapi jelas bahagia banget.

Well, maybe it's best if I dont push my luck. Yang paling penting anak-anak sempat lihat tempat lain selain mall dan seputaran BSD..he..he..he. Di mobil suamiku sempat menawarkan "Mau lihat-lihat rumah mode gak, sekalian lewat nih?"...I was soooooo surprised by that. Hari gini ditawarin belanja? belum cukup apa keanehan dari semalam? Mungkin lain kali ya, kalau waktunya lebih panjang dan perencanaannya lebih matang.

Kita pulang dan nyampe rumah sebelum jam 7 malam, istirahat karena besok masih hari jum'at...It's fun to have an impulsive decision once in a while.

Saturday, March 14, 2009

Choices I've Made


salah satu foto favorit kami, he looks so relaxed


Banyak hal didalam hidup ini yang aku ingin perbaiki, hal yang aku ingin perbaiki tetapi sejalan dengan waktu semuanya menjadi terlambat.Berhenti kuliah karena setelah bapak meninggal aku merasa gak ada gunanya kuliah lagi, berhenti bekerja hanya karena berselisih paham dengan saudara sendiri, marah pada mama karena beliau memilih menikah lagi. Banyak sekali perbuatan tolol yang terkadang bikin aku benci pada diri sendiri.

Tetapi pastinya diantara keputusan-keputusan yang kita ambil pasti ada lah yang membawa kebaikan dalam diri kita. Dan keputusan terbaik yang sudah pernah aku ambil adalah menikah dengan suamiku. Semua keluargakupun berfikiran sama, sampai pada saat aku menikah mereka sempat melemparkan joke "Si Inong memang benar benar mendapatkan Rahmat"..he..he..he.. maksudnya dapat anugerah lah karena menikah dengan Bapak yang satu ini. Bukan karena namanya Rahmat.

Well...it is true, menikah dengan dia membuat aku bisa melihat sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya, buat aku percaya kalau kebaikan adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang, walaupun terkadang orang itu menyebalkan. Dia membuat aku merasa nyaman menjalani hidup. Dan membuat aku ingin menjadi lebih baik setiap hari. He's not perfect, I'm not perfect, but we fill each other in quite harmoniously.

Hari ini, 14 maret 2009 genap 8 tahun aku menjalani keputusan itu, 8 tahun usia pernikahan kami, usia yang masih sangat awal jika dibandingkan dengan ibu-ibu dan Bapak-bapak kita. Bagaimanapun juga banyak cerita baik suka maupun duka yang kami alami bersama, tangis dan tawa yang kami bagi, usia pernikahan yang baru mencapai pagi. Mudah-mudahan kami mendapat kesempatan untuk mengalami usia siang, senja, dan malam bersama.Amin

Thank You My husband, for all of the things you've given me, the things you've taught me, for the patience and passion you've shared with me. And so much more that I couldn't mention... I Love You

Tuesday, February 24, 2009

The Baklava from Melbourne

so sweet....

Banyak sekali hal yang aku rindukan di Melbourne, wajar lah ya karena kota itu memang indah dan menyenangkan sekali bisa hidup disana. Nah salah satu yang aku kangen banget adalah baklava dari toko Lebanese sweets Balhas yang ada di Sidney Road, Brunswick. Kalau pas bulan Ramadhan ini toko bisa penuh banget dan ngantrinya lamaaaa sekali.

Banyak sih jenis manisan yang ditawarkan, tapi aku dan suamiku cuma suka baklavanya, modelnya macem-macem tapi yang paling sering aku beli adalah fingers dan bird's nest. Rasanya manisssss banget. Tapi aku suka sekali. Nah, pas tau suamiku mampir ke Melbourne dalam rangka tugas langsung deh aku pesan. Makasih buat Romi yang udah mau repot-repot beliin ini baklava (walaupun dia sama sekali gak pernah menginjak Sidney Road dan gak ngerti apaan sih baklava ini ..he..he..he). Lumayan banget buat menghilangkan rasa kangen sama Melbourne.

Mungkin di Jakarta juga ada sih toko yang menjual baklava ini, tapi aku belum nemu tuh...buat yang tau infonya kasih tau ya....

Friday, February 6, 2009

Syahan's 6th Bitrhday


Happy Birthday Sweetie, pst kuenya bikinan sendiri lho..


Finally Syahan bisa merayakan ulang tahunnya secara formal. Syahan, sepertinya iri sama teman-temannya yang pernah merayakan ultah. Bahkan dia mulai notes kalau dia selalu pergi ke Ultah orang tapi gak pernah punya Ultah sendiri. Beberapa bulan yang lalu akhirnya dia bilang “Bunda kok Syahan gak pernah ngerayain Ultah sih?”, poor Syahan….so sad.

Memang sih dikeluarga besar kita Ulang tahun bukan sesuatu yang harus dirayakan secara ceremonial, kalau dirayakan juga kayaknya gak ada salahnya kan?. Beberapa kali memang ada niatan untuk merayakan ulang tahun Syahan, tapi entah kenapa selalu ada obstacle deh, kadang dari aku sendiri dan kadang-kadang dari orang disekitarku. Akhirnya aku merencanakan Ultah Syahan yang ke 6 buat Syahan untuk dirayakan disekolah, sekalian farewell lah karena bentar lagi Syahan udah SD dan gak ketemu sama teman-teman TK nya lagi.

Syahan happy sekali menerima kado dari teman-temannya. Soalnya belum pernah kejadian tuh dia nerima kado dari orang banyak dalam satu waktu sekaligus ..he..he..he…..sering sih dapet kado dari keluarga atau teman, but never in one formal occasion. Buat Syahan bukan kado namanya kalau gak dibungkus..he..he..he

Buat teman-teman Syahan, guru-guru, dan temanku sesama parents di Tadika Puri BSD terima kasih banget ya udah bikin Syahan bahagia di hari ulang tahunnya yang ke 6, you guys just great… Thank you and thank you….
Buat Syahan SELAMAT ULANG TAHUN YA SAYANG…. I love you dearly….